PENGAMPUNAN

Selama kita masih tinggal didunia ini, selama itu juga masalah akan terus ada. Akan ada banyak orang yang datang secara bergantian kedalam hidup kita, baik menghadirkan suka maupun duka.

Dan kenyataannya adalah ketika duka itu hadir takkan mungkin baginya untuk pergi begitu saja. Ia pasti akan meninggalkan sebuah jejak dihati yang akhirnya mempengaruhi kehidupan ini. Jejak dari duka itu kita kenal sebagai perasaan kecewa atau kata lain adalah kepahitan.

Dan faktanya adalah bahwa kepahitan akan selalu bertumbuh semakin besar bahkan mampu berbuah jika kita tidak menyelesaikannya. Ia bagaikan sebuah rantai yang akan membelenggu hati dan pikiran lalu kemudian ia akan memaksa kita untuk berbuat hal yang tidak baik. Tak heran jika banyak kejahatan yang terjadi saat ini, inilah yang dimaksud dengan buah dari kepahitan itu. Ia membuat kita semakin jauh dari Tuhan, sumber berkat kita dan yang akan datang adalah kutuk. Pilihan antara berkat atau kutuk semuanya ada ditangan kita sendiri..

Saya teringat akan sebuah masalah yang pernah datang ditengah keluarga kami. Tepat pada tanggal 5 November 2015, terjadi hal yang tidak baik bagi kami. Karena pada hari itu, papa pergi meninggalkan kami, anak-anaknya dan mama untuk selamanya. Ini adalah suatu hal yang tidak pernah kami pikirkan atau bayangkan sebelumnya. Rasanya sulit sekali untuk menerima keadaan saat itu.

Bagi kami, papa adalah sesosok pria yang kuat, penyayang, dan tak pernah mengenal kata mengeluh. Ia selalu melakukan apapun utk membahagiakan kami. Ia selalu bekerja keras walau terkadang hal itu membuat kami tidak memiliki banyak waktu untuk bersama.. Ia tidak pernah melibatkan anak-anaknya ataupun mama kedalam setiap kesulitannya. Seperti itulah cara papa mengasihi dan melindungi kami.


Memang, semua yang telah terjadi tak lepas dari seijin Tuhan. Namun tetap saja, ada rasa kecewa ditengah kepergian papa. Hanya dalam kurun jangka waktu sekitar 2minggu, kejadian itu terjadi. Jika bisa kukatakan kondisi fisik papaku sebelumnya sangatlah baik. Ia jarang sekali sakit. Awalnya papa hanya terkena demam. Kami tidak terlalu mengerti banyak tentang jenis penyakit, karenanya kami membawa papa ke dokter. Kebetulan tetangga kami ada yang berprofesi sebagai dokter. Sebenarnya kami tidak terlalu akrab dengan dokter itu hanya sekedar kenal saja. Dalam satu minggu itu, demam papa tak kunjung turun. Kami sangat khawatir dengan keadaan papa, hingga kami membawa ia kembali berobat untuk kedua kalinya didokter yang sama. Dokter kembali berkata bahwa tidak ada hal serius tentang penyakitnya. Menurutnya, papa hanya terkena radang tenggorokan dan kecapekan saja. Karena ia seorang dokter, maka kamipun mempercayai perkataannya. Namun yang terjadi adalah hal sebaliknya. Esok pagi harinya, kami menemukan papa sudah terjatuh dari tempat tidur. Keadaannya cukup parah. Kami panik dan segera membawa papa kerumah sakit ananda karena rumah sakit itu yang terdekat dengan rumah. Sesampai dirumah sakit papa sudah tidak sadarkan diri lagi. Ia hanya terus menangis sampai akhirnya ia pergi meninggalkan kami. Setelah semua proses pemakaman selesai, kami mulai berpikir kembali penyakit apa sebenernya yang ada ditubuh papa sehingga akhirnya ia harus meninggal. Beberapa orang berkata mungkin itu DBD, mereka bertanya mengapa tidak cek darah saat itu. Kami hanya bisa terdiam tak mampu menjawab. Entah siapa yang harus kami salahkan untuk kejadian ini, bisa dibilang bahwa kami sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk menolong papa. Dan dokter sendiri mengatakan tidak ada penyakit yang serius didalam tubuh papa. Jika demikian, kenapa ini semua bisa terjadi? Rasanya kami sangat kecewa dengan dokter itu karna menurut kami ia tidak terlalu teliti memeriksa kesehatan papa. Bukankah tugas seorang dokter adalah mengobati dan menolong orang yang sedang sakit?

Dihati terkadang ada rasa kesal, kecewa dan perasaan menyalahkan dokter tsb. Namun kembali lagi, tidak ada gunanya semua itu, karena tidak mungkin lagi papa kembali. Jadi kami menerima semuanya dengan ikhlas. Dan hasilnya, kami tak pernah kekurangan, melainkan ada rasa tenang, damai ditengah keluarga kami..

Lepaskan pengampunan, maka kesalahan mu pun akan diampuni oleh Bapa. Dan lihat, Bapa pasti akan memberkati dan menyertaimu. Belajar untuk mengampuni atau tidak itu adalah keputusan yang tak bisa dipengaruhi orang lain, hanya diri sendiri yang bisa memutuskannya dan pastinya harus berdoa meminta kekuatan dari Roh Kudus.

Matius 6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.

Sekian kesaksianku^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TRUE LOVE

KEINDAHAN MEMBERI

HARAPAN