MASA DAN KITA
Masa ada dimana - mana.
Dia membelah, mematikan lalu melenyapkan keberadaan segala hal
yang tadinya hidup dan bersama.
Seperti daun dan ranting yang dipisahkan angin.
Seperti dinginnya pagi dan malam yang dipisahkan oleh gersangnya siang.
Seperti bunga yang bermekaran dimusim semi kemudian mati dimusim gugur.
Seperti seorang anak yang akhirnya meninggalkan orang tuanya ataupun sebaliknya.
Dalam masa terbentang suatu perjalanan dari sebuah kisah.
Sebenarnya masa sendiri sudah menjelaskan kepada kita secara tegas tentang peraturannya,
bahwa ia memberi tapi juga akan mengambil.
Bahkan ia telah mengingatkan; jangan kita rasa kita berhak memiliki sesuatu
untuk selamanya.
Dan kita bilang kita siap serta menerimannya.
Tapi faktanya, kita hanya menyukai setiap awal.
Kedatangan selalu disambut baik sebab ia membawa suka.
Kebahagiaan membumbung ke awan menjadikannya terlihat ramai.
Bahkan kita bisa tertawa hanya karena menebak bentuk awan
dilangit cerah kala itu. Ya, sesederhana itu.
Namun saat sang akhir menjemput kita menolaknya.
Kita membencinya karena ia menorehkan duka.
Sampai langitpun enggan menunjukkan rupanya.
Ia hanya terpapar kosong dan diam membisu ketika kita mengutukinya.
Tak jarang kita berupaya menghentikan sebuah akhir.
Serumit itulah sebuah perpisahan.
Lantas jika demikan, siapakah gerangan yang tak berakal dan egois disini?
Kita atau masa yang mungkin terlihat memaksa?
Komentar
Posting Komentar